HALO DONATUR
Home ] DATA BEA SISWA ] BENTUK DUKUNGAN ]

 

Sebuah Lembaga yang bergerak di bidang Psikologi haruslah mempunyai Visi dan Misi yang sesuai dari inti dari Psikologi itu sendiri.  Idealisme untuk dapat memenuhi kebutuhan jiwa Manusia sebagai Prioritas daripada kebutuhan Fisik , atau mencapai kebutuhan jiwa Manusia sebagai Individu sebelum mencapai kebutuhan Jiwa Manusia sebagai Mahkluk Sosial. 

 

Untuk saat ini , Program yang dilaksanakan oleh YPA adalah Program Bea Siswa untuk Anak Sekolah.  Program ini hanya dapaat terlaksana dengan dukungan pelaksanaan Test Inteligensi LCM.

 

YPA memiliki CIRI KHAS atau KE-UNIK-AN dalam Kriteria atau syarat Pemberian Bea Siswa , yaitu Bea Siswa berbasis POTENSI.

 

Umumnya, Pemberian Bea Siswa adalaah didasarkan pada PRESTASI, antara lain : Ranking Kelas atau Indeks Prestasi dan sejenisnya.

 

Argumentasi LCM :

1. Berdasarkaan pengamatan Hasil Pemeriksaan Psikologis

     dari pelaksanaan Test Inteligensi di Sekolah- Sekolaah, sangat banyak anak yang memiliki POTENSI tetapi

     tidak berprestasi. Dalam Konteks ini , faktor yang kami sorot adalah tidak berprestasi karena 

kendala Ekonomi.

     Antara lain :

     -  Tidak dapat membeli buku pelajaran,

     -  Tidak punya banyak buku tulis, sehingga pelajaran yang

         lalu harus dihapus untuk diganti dengan pelajaran baru

        ( terpaksa menulis dengan pensil agar mudah dihapus )

     -  Putus Sekolah karena tidak ada uang Sekolah.

    Kendala Ekonomi inilah yang membuat POTENSI  yang

    dimiliki anak tidak berpeluang dimaksimalkan untuk dapat

    ber-PRESTASI.

 

2. TEST INTELIGENSI sangat penting untuk dapat mengukur POTENSI. Dengan mengetahui nilai Potensi, maka seorang dapat mengetahui posisi awal ( start ) dimana ia dapat mulai

    mengembangkan Potensi,  apakah dari sisi -sisi kekuatan Otak kanan, atau dari sisi - sisi kelemahan 

Otak Kiri.

 

3. Standar Kualifikasi berdasarkan Test Inteligensi tidak hanya

    berpatokan dari Nilai IQ saja, tapi melihat juga per-elemen Daya pikir. 

 

 

   Contoh : 

    Kualifikasi berdasarkan POTENSI OTAK KIRI

    

    

Si  A  dengan Nilai IQ  135

Si B dengan Nilai IQ 135

Daya Ingat                90 

Daya Ingat                80 

Bahasa                     80

Bahasa                     80

Perhitungan               80

Perhitungan               90

Logika/Nalar            70

Logika/Nalar            70

Analisa                     70

Analisa                     70

 

Alternatif ada dua yaitu : Si A dengan Potensi Daya Ingat yang Dominan atau si B dengan potensi Daya Perhitungan yang Dominan. 

 

   Kualifikasi berdasarkan POTENSI OTAK KANAN

Si  A  dengan Nilai IQ  135

si B dengan Nilai IQ 135

Visual Spaatial           80

Visual Spaatial           80

Irama/ Seni               70

Irama /Seni               80

Imajinasi                    80

Imajinasi                    90

Koordinasi Fisik        90

Koordinasi Fisik        70

Sintesa                       70

Sintesa                      70

 

Alternatif ada dua yaitu Si A dengan Potensi koordinasi Fisik yang dominan atau Si B dengan Potensi Imajinasi yang dominan.

 

4. Pemberi Bea Siswa dapat

menentukan sendiri Kualifikasi  Penerima Bea Siswa yang sesuai dengan keinginan atau  kepentingan atau maksud tujuan atau visi misi 

dari pemberi Bea Siswa.

 

5. Test Inteligensi disertai juga dengan Test Kepribadian untuk menilai sekaligus memprediksi sejauh mana Kecerdasan Emosi anak yang mendapat Bea siswa tersebut dapat

    mempermudah dan mempercepat dirinya mewujudkan Prestasi.

.

 

LCM  memiliki CIRI KHAS atau KE-UNIK-AN dalam TEST INTELIGENSI, yaitu 

Sistem Paket Test

 

     Sistem Paket Test Inteligensi berisi tidak hanya Test IQ tetapi juga Test kepribadian dan disertai Test yang sesuaidengan tujuan 

penyelenggaraan test.

     Contoh :  Test bidang Penjurusan untuk Kelas 2 SMU.

     Maka Paket yang diberikan adalah : Test IQ , Test

     Kepribadian dan Test Minat Bakat.  

     Tujuannya adalah memberi saran bidang penjurusan bukan

     hanya dari sisi nilai IQ saja atau dari skala Minat Bakat saja,

     tetapi juga disesuikan dengan jenis Kepribadian atau dari

     kecerdasan emosionalnya.

   

 

EKSISTENSI  L C M

 

LCM melakukan survey Sosial Psikologis untuk mendasari Pelaksanaan Program dan mengenal sekaligus memahami kebutuhan Masyarakat terhadap kontribusi Psikologi.

 

LCM melalukan Survey Sosial Psikologis dari pelaksanaan

kampanye atau sosialisasi ke Sekolah - sekolah di wilayah Jakarta dan sekitarnya dan Bandung, sejak tahun 1999 sampai dengan 2005.

 

Data Survey berikut disertai Argumentasi LCM dalam menghadapi kendala, hambatan dan Kontroversial di masayarakat tentang Test Inteligensi.

 

1. Asumsi Guru dan Oraang Tua adalah Test Inteligensi SAMA

    dengan Test IQ.

    LCM   :  Tidak ! Test IQ hanyalah satu bagian dari Test

    Inteligensi yang tidak dapat menampilkan data akurat

    sekalipun tentang kemampuan Intelektual-nya saja.

 

2.  Test Inteligensi tidak perlu untuk seleksi murid baru.

     LCM  : Jika seleksi murid baru hanya berdasarkan nilai IQ

     saja, memang tidak baik. Sedangkan Test Inteligensi 

dengan tujuan untuk mengenal POTENSI anak lebih awal,

 dapat memudahka pembentukan Pola mengajar 

yang tepat sesuai kondisi dan kebutuhan anak. 

 

     LCM bekerja sama dengan  Sekolah - Sekolaah dalam

     rangka  penerimaan siswa baru, membantu Sekolah

     menciptakan Pola Belajar-Mengajar yang tepat dengan

     pendekatan Kesiapan Mental Anak.  Artinya,  pembagian

     Kelas berdasarkan Jenis Temperament yaang berimbang

     antara Sanguin, Phlegmatis, Kolerik daan Melankolis.

     Sehingga Komunikasi dan Interaksi yang simbiosis

     mutualis akan tumbuh dalam kelas dan memudahkan

     Guru untuk mengajar di kelas.Bayangkan jika dalam satu kelas ada 40 persen saja anak-anak Sanguin, jenis anak yang cenderung cerewet , tidak bisa duduk tenang ! atau bayangkan jika 50 % saja dari satu kelas adalah anak-anak Phlegmatis,yang cenderung acuh! bagaimanakah pendekatan pengajaran yang tepat ? kami beri solusinya.

 

3.Test Inteligensi hanya untuk anak yang bermasalah.

   LCM  :  Intinya, Test Inteligensi adalah untuk menilai

   dan memaksimalkan Potensi. Karena setiap anak pasti

   memilki Potensi, maka setiap anak juga berhak mengetahui

   prediksi sebesar apa Potensi yang sudah dikembangkan

   sampai saat ini , sejauh apa Potensi masih dapat dimaksimal

   kan , kelemahan apa yang harus diperbaiki dan kelebihan

   apa yang harus ditingkatkan, sehingga mengetahui dari

   mana ia harus mulai mengembangkan diri.

 

4. Test Inteligensi adalah kebutuhan sekunder, bukan kebutuhan

    Primer dari Sekolah.

    LCM   :  Tidak setuju ! Jika fungsi Sekolah adalah hanya pemberia Pelajaran  secara kognitif , benarlah jika Potensi 

seorang anak bukan hal utama untuk kemampuan menerima materi, ujian mengenai materi untuk mendapatkan tingkatan Prestasi  Tetapi, jika fungsi sekolah adalah menciptakan 

Sumber Daya Manusia atau Generasi Muda yang berkualitas,

    maka Potensi anak akan menjadi hal utama yang harus

    diperhatikan agar anak tidak hanya mengerti pelajaran

    tetapi memahami dan mengaplikasikan pelajaran.

 

    " Anak yang memahami pelajaran 

mungkin sekali kesulitan

      untuk menjawab ujian materi pelajaran 

sesuai teksbook,

      tetapi akan mudah untuk menceritakan kembali pelajaran

      yang di dapat dengan bahasa-nya sendiri."

 

5.  Test Inteligensi hanya cukup sekali seumur hidup.

     LCM   :  Kembali ke pengertian awal, bahwa Test

     Inteligensi adalah Test Potensi, maka patutlah

     dipahami bahwa Potensi itu sendiri tidak akan pernah

     berhenti, tetapi bisa meningkat ataupun menurun. sering

     kali masalah kecerdasan tidak dapat diatasi karena tidak

     tahu apakah Potensi kecerdasan telah menurun atau tidak

     meningkat ? padahal kita tahu bahwa cara

     meningkatkan Kecerdasan diawali dengan mengenal Posisi

     Potensi sekarang. Dan Potensi beradaptasi dengan waktu

     yang terus berubah. Walaupun semakin usia bertambah,

     semakin relatif sedikit perubahan dari Potensi.

 

 

6.  Test Inteligensi di Sekolah hanya diperlukan untuk Kelas

     yang memerlukan penjurusan bidang ilmu saja.

     LCM  : meningkatkan kualitas SDM yaitu Siswa bukan

     hanya dari Minat Bakat saja. Jika Test Inteligensi di

     laksanakan sesuai dengan TUJUAN TEST setiap

     tingkatan kelas yang berbeda, maka hasil test pun

     akan memberikan dampak yang berbeda dalam

     meningkatnya kualitas siswa.

 

7.  Test Inteligensi hanya Proyek Komersial dari Sekolah

     dengan Lembaga Swasta.

     LCM  : Persepsi negatif masyarakat seperti ini timbul

     karena Pihak Sekolah yang tidak mengerti , Orang

     Tua yang tidak mengerti terhadap hasil Test  karena

     tidak mendapatkan tindak lanjut dari pelaksanan test

     Inteleigensi.

   

      YPA sebagai pembina dari LCM secara pro aktiv

     mengadakan pelayanan lanjutan dari pelaksanaan

     Test yaitu dengan

     -  mengadakan Presentasi Penjelasan Hasil test kepada Pihak Sekolah atau kepada Pihak Orang Tua Murid

     - Konsultasi Lewat Telephon Gratis selama 1 Bulan untuk Orang Tua Murid.

 

8.  Banyak juga Sekolah yang memahami pentingnya

    Test Inteligensi tetapi tidak berani melaksanakannya

    karena tidak termasuk dalam anggaran dasar Sekolah.

    LCM   : Tanpa mengurangi rasa hormat kami kepada

    Pemerintah, kami mengajukan pendapat bahwa sangat

    layak jika Program Test Inteligensi disejajarkan dengan

    Program Ekstra kurikuler.

 

9.  Banyak juga Sekolah yang memahami pentingnya Test

     Inteligensi tetapi tidak mampu melaksanakannya

     karena memiliki siswa dengan 90 % berlatar belakang

     sosial ekonomi tidak mampu.

     LCM   :  Program Penyelenggaraan Test Inteligensi Gratis

     dan Bea Siswa berbasis Potensi adalah satu - satunya

     Solusi yang tepat, yang selama ini terus kami usahakan sekeras mungkin untuk mewujudkannya.

 

TEST INTELIGENSI  DAN BEA SISWA

ADALAH JUGA HAK PARA PENDIDIK,KHUSUSNYA GURU !

 

Meningkatkan Mutu Pendidikan tidak dapat terwujud jika hanya dari sisi pembianaan dan pengembangan potensi murid.

Fenomena yang ada adalah  :

 - Banyak Guru yang berminat tapi kurang berbakat

-  Banyak Guru yang berbakat tapi kurang berminat.

 

Dengan Kondisi Guru yang timpang alias tidak dalam Minat Bakat yang seimbang, seperti apakah murid yang dapat dihasilkan ?

 

Tanggung jawab Guru bukanlah hanya untuk mengajar tapi juga mendidik. Karena itulah para guru pun wajib diberi peluang untuk mendapatkan pembinaan dan mengembangkan Potensinya sekaligus penghargaan.

 

-----------------------------------------------------------------

 

Program Test Inteligensi Guru telah kami laksanakan untuk wilayah Depok. Dan telah mendapat perhatian Publik melalui Media Masa yang meliput Kegiatan Test Inteligensi Guru.  

 

 

----------------------------------------------------------------- 

Untuk Keterangan , Data , Bukti ataupun proposal lebih lanjut, kami harapkan kesediaan anda untuk mengirim e mail pada kami. Kami bersedia untuk tatap muka dan menjalin kerja sama yang baik bersama anda.

 

------------------------------------------------------------------ 

  

PROFILE ] HALO PERUSAHAAN ] [ HALO DONATUR ] PSIKOTEST ] ALBUM KEGIATAN ]